Rabu, 10 Juli 2013

Perlambatan Angin Bikin Cuaca Berubah Mendadak

Hujan lebat pada siang menjelang sore di sejumlah wilayah Sumatera dan Jawa bagian barat, termasuk Jakarta (9/7/2013), merupakan dampak perlambatan angin dari arah tenggara atau Australia yang bertemu dengan angin dari wilayah Samudra Hindia menuju utara. Cuaca yang sebelumnya cerah bisa berubah mendadak menjadi mendung dan hujan lebat. “Angin tenggara dari Australia bertiup kencang dengan kecepatan sampai 25 knot ( sekitar 45 Km/jam), kemudian melambat dan membelok setelah bertemu dengan angin dari Samudra Hindia di selatan Jawa dan Sumatera. Perlambatan dari 25 knot menjadi 5 knot (sekitar 9 Km/jam).” Kata Kepala Bidang Peringatan Dini Cuaca Ekstrem pada Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hariadi, Selasa, di Jakarta. Angin dari arah Australia bersifat kering, sedangkan dari Samudra Hindia mengandung uap air. Tumbukan menimbulkan pembentukan awan hujan secara cepat di Sumatera dan Jawa Barat.

Menurut Hariadi, banyaknya massa uap air dari Samudra Hindia dipicu naiknya suhu muka laut hingga 3 derajat celsius dari pola normal. Suhu tertinggi muka laut di Samudra Hindia mencapai 32 derajat celsius. ”Waspadai pula dampak osilasi Madden-Julian (MJO) tiga sampai empat hari ke depan yang bisa meningkatkan intensitas curah hujan,” ujar Hariadi. Fenomena MJO memiliki periode 40-60 hari. Osilasi angin ini berpotensi meningkatkan suhu muka laut di wilayah ekuatorial Samudra Hindia. Kepala Pusat Informasi Meteorologi Publik BMKG Mulyono R Prabowo mengatakan, masyarakat harus mewaspadai dampak anomali cuaca. Kemarau basah diperkirakan hingga Agustus. Pertanian menjadi salah satu sektor yang harus menyesuaikan dengan kondisi cuaca tersebut. Sejauh ini, meskipun terjadi kemarau basah, awal musim hujan di prediksi tidak mengalami perubahan. Sumber : Koran Kompas

2 komentar: